Minggu, 23 Oktober 2011

"arti cinta untuk Fifit"


“Arti Cinta untuk Fifit”
Karya : Adi Hidayat

Pagi itu di sudut perpustakaan Kampus .
          “gimana pameran kemaren fit…? “
          “lancar .“ Fifit menjawab ketus.
“syukurlah…oo ya kamu tau ga’..ada cowok yang lagi naksir kamu….?
          “emmm…? Ga’ tau tuch…”
“emmm nie ada titipan dari orang yang lagi naksir kamu….” Sambil memberikan sepucuk surat.
“owh…makasih ea Len”
“yupz…sama-sama  fit”  cowok yang di panggil Len pergi meninggalkan Fifit.
“surat dari siapa fit…?” Titi dan Rara sahabat Fifit yang baru datang langsung  menanyakan surat yang sedang di genggam Fifit.
“ga’ tau tuch…baca aja sendiri. ” Fifit menjawab cuek sambil memberikan surat tersebut , Titi dan Rara langsung mengambil suret tersebut dan mulai membaca isinya.
“hk-hk-hk-hk….sejak kapan kamu di taksir cowok culun plus cupu itu…? “  Titi berkata sambil berkata.
“hk-hk-hk-hk…sejak dari pameran lukisan kemarin mungkin….cowok culun itu kan memperhatikan Fifit terus. “ Rara ikut-ikutan tertawa.
“emang surat dari siapa sich..? “ Fifit merebut kembali surat tersebut dan membaca isinya,mimik mukanya langsung berubah dan memerah.”tu cowok udah ga’ punya rasa malu kali ya,hemm aku mau beri dia sedikit pelajaran supaya dia sadar diri dan punya rasa malu.” Sambil berkata Fifit beranjak dari kursinya kemudian pergi meninggalkan Titi dan Rara.
“tunggu fit.. ” Rara menyusul.
“kayaknya perang dunia ke-tiga mau di mulai nich “sambil bergumam Titi pun ikut menyusul.
Fifit terus berjalan menuju sebuah ruangan  yang di penuhi lukisan-lukisan yang masih tertata rapi.Tampak seorang laki-laki berpakaian culun lengkap dengan kaca mata super gede menempel di wajahnya,dia sedang membersihi sebuah lukisan pemandangan.Fifit menuju cowok itu.
“hehhh,,,cowok cupu plus culun,kamu punya rasa malu ga’..?kamu ngaca donk,penampilan kayak badut githu mau deketin aku,makan nich surat cinta kamu “ Fifit merobek-robek surat tersebut dan kemudian melemparkanya kearah Ady.

“kamu ga’ boleh githu Fit “ Titi mendekat sambil berkata.
“biarin…cowok kayak dia emang pantes di githuin,udah tau wajah pas-pasan malah di bawah standar  ehhh malah mau deketin aku,mau di taruh ke mana muka ku….? Fifit semakin emosi
“ada apa nich…?” tiba-tiba Len datang.
“urusin temen kamu nich,suruh belajar untuk punya rasa malu…”
“ehh Fit kamu ga’ boleh githu,dia juga manusia,dia punya perasaan dan dia berhak menyukai atau mencintai siapa aja.” Len membela Ady.
“tapi aku ga’ suka,aku ga’ seneng di sukai cowok culun dan cupu kayak dia”
“cukup Fit...aku emang culun,cupu,rendah,miskin pokoknya semua kekurangan manusia ada di dalam diri aku dan aku terima semua ucapan kamu karena aku sangat mencintai kamu,aku ga’ peduli kamu ngomong apa tentang,aku perasaan aku ke kamu tak kan berubah.Sejak aku melihat kamu aku mulai merasakan bahwa aku memiliki rasa yang berbeda dari biasanya,aku mau tanya sama kamu Fit apakah aku salah memiliki rasa ini” Ady mulai angkat bicara.Fifit terdiam.
“iya Fit,meskipun kamu ga’ suka dengan Ady tapi kamu jangan ngomong kayak githu” Rara ikut bicara.
“ga’……pokoknya aku ga’ suka cowok cupu ini menyukai aku.” Fifit tetap bersikeras dengan pendirianya.
“kasih aku kesempatan Fit” Ady berbicara sambil menatap mata Fifit.
Fifit diam sambil berpikir.”hemmm…oke lah,aku kasih kamu satu kesempatan tapi dengan satu syarat”
“apa syaratnya Fit..?” Ady kelihatan sangat gembira.
“kamu tau aku siapa..?aku pelukis terhebat di kampus ini so aku mau kamu buatkan aku satu lukisan yang paling indah dalam waktu satu malam,besok lukisan tersebut harus jadi ,aku tunggu tepat pukul 7.00 pagi,jika kamu bisa membuat lukisan tersebut aku bersedia untuk jadi pacar kamu”
“oke Fit…demi tulusnya cintaku, aku terima tantangan kamu.”
“oke…tapi jika kamu ga’ bisa..kamu harus pergi jauh dari kehidupanku,bila perlu kamu tinggalkan kampus ini.”
“kita lihat besok” Ady menjawab dengan begitu yakin.
“yupz…ayo Ti,Ra kita tinggalkan tempat ini.” Fifit mengajak Titi dan  Rara pergi.Tinggal.
“kamu yakin bisa dy..?” Len bertanya setelah dia melihat Fifit dan temanya sudah pergi.
“aku pasti bisa Len.” dengan nada yakin Ady pergi meninggalkan ruangan tersebut.
Esoknya.
“kamu yakin fit dengan keputusanmu kemarin..?”
“aku yakin ti,ra kalau si cupu itu ga’ akan bisa buat lukisan tersebut.”
“hemmmm...ya udah dech fit terserah kamua aja”
“udah jam tujuh lewat nich fit”
“tu kan udah ku bilang..sicupu itu pasti ga’ akan bisa menyelesaikan tantanganku.” Fifit berucap sambil mengumbar senyum kemengan.
“tu temenya datang” Rara menunjuk kearah Len yang sepertinya sangat buru-buru.
“Fit kamu harus ikut aku ” Len menarik lengan Fifit.
“ikut ke mana?”
“ke rumah sakit,Ady kecelakaan tadi pagi lukisanya hancur”
“apa…?”Fifit terkejut.
“pokoknya kamu harus ikut aku” Len kembali menarik lengan Fifit,Fifit pun pasrah mengikuti Len begitupun Titi dan Rara.
Sesamapinya di rumah sakit.
“ada yang namanya Fifit tidak…? Seorang laki-laki setengah baya bertanya pada mereka.
“saya oom” spontan Fifit langsung menyahut.
“owh..iya…gadis yang cantik,pantas Ady rela melukis semaleman untuk kamu,tapi sayang tadi pagi lukisanya hancur,almarhum berpesan…”
“almarhum..maksud oom apa..?” Fifit memotong pembicaraan laki-laki itu.
“iya…Ady sudah di panggil oleh yang maha kuasa,sebelum meninggal dia berpesan kepada saya untuk melihat kamar pribadinya.”
“apa…….?Ady meninggal…..?”setengah ga’ percaya Fifit bergumam tanpa dia sadari air matanya jatuh menetes,terlihat jelas di wajahnya penyesalan yang sangat dalam.
“hemmm…mari ikut saya ke rumah dan melihat apa yang ingin Ady tunjukan ke kamu sambil kita menunggu selesainya otopsi.”laki-laki tersebut mengajak Fifit dan teman-temanya pergi meninggalkan Rumah Sakit dan menuju  sebuah rumah yang terlihat sederhana tidak jauh dari Rumah Sakit tersebut.”silahkan masuk,kita langsung ke kamar pribadi Ady saja.” Laki-laki itu membuka pintu kamar pribadi milik Ady,setelah pintu terbuka tampak terlihat lukisan-lukisan tertata rapi di ruangan itu,lukisan-lukisan yang indah.
Ada satu lukisan yang membuat Fifit terdiam,tampak terlihat jelas bahwa yang ada di dalam lukisan itu adalah dirinya,lukisan wajahnya yang sedang tersenyum.
“Ady………..”tubuh Fifit tiba-tiba menjadi lesu seakan tak bertenaga,air matanya berlinang membasahi pipi,tampak sangat jelas penyesalan yang mendalam terpancar dari wajahnya.
“sudahlah fit,yang sudah terjadi biarlah terjadi,kamu ga’ usah merasa menyesal…Ady bilang ke saya kalau dia sangat mencintai kamu dan dia ikhlas dengan semua ini,saya oom Ardi ayahnya,saya baru pulang dari London kemarin habis mengikuti pameran akbar di sana…hemmm semua lukisan Ady habis terjual.”laki-laki tersebut berkata sambil memandang wajah Fifit.Fifit terdiam air matanya semakin banyak berjatuhan.
“ma’afkan saya oom,kalau bukan karena saya kejadiannya pasti ga’ akan kayak gini.”
“sudahlah fit”oom Ardi memeluk tubuh Fifit.”ga’ ada yang perlu di salahkan semua adalah kehendak tuhan,yang terpenting kita bisa sabar dan kuat serta bisa mengambil hikmah dari semua apa yang telah terjadi.”laki-laki itu berusaha menenangkan Fifit.Fifit beranjak dari pelukan oom Ardi,dia melangkah gontai menuju lukisan wajahnya.Fifit mengambil lukisan tersebut dan memeluknya.Air matanya masih berlinang,dalam hatinya berkata.”ma’afkan semua salahku dy,semoga kamu bisa istirahat dengan tenang di sisinya,terimakasih kamu udah mencintai aku dan membuatku mengerti apa arti cinta yang sesungguhnya, aku bisa mengerti bahwa cinta tak bisa di nilai dari wajah,harta dan yang lainya,cinta hanya bisa di nilai dan di rasakan dari ketulusan hati dan itulah yang aku rasakan sekarang,aku mencintaimu dy…meskipun kamu sekarang telah tiada namun cinta dan namamu kan tetap hidup di hatiku…..selmanya…………..”
Semua yang ada di sana terharu melihat Fifit,mereka hanya bisa terdiam.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar