“Arti
Cinta untuk Fifit”
Karya : Adi Hidayat
Pagi
itu di sudut perpustakaan Kampus .
“gimana pameran kemaren fit…? “
“lancar .“ Fifit menjawab ketus.
“syukurlah…oo
ya kamu tau ga’..ada cowok yang lagi naksir kamu….?
“emmm…? Ga’ tau tuch…”
“emmm
nie ada titipan dari orang yang lagi naksir kamu….” Sambil memberikan sepucuk
surat.
“owh…makasih
ea Len”
“yupz…sama-sama fit”
cowok yang di panggil Len pergi meninggalkan Fifit.
“surat
dari siapa fit…?” Titi dan Rara sahabat Fifit yang baru datang langsung menanyakan surat yang sedang di genggam Fifit.
“ga’
tau tuch…baca aja sendiri. ” Fifit menjawab cuek sambil memberikan surat
tersebut , Titi dan Rara langsung mengambil suret tersebut dan mulai membaca
isinya.
“hk-hk-hk-hk….sejak
kapan kamu di taksir cowok culun plus cupu itu…? “ Titi berkata sambil berkata.
“hk-hk-hk-hk…sejak
dari pameran lukisan kemarin mungkin….cowok culun itu kan memperhatikan Fifit
terus. “ Rara ikut-ikutan tertawa.
“emang
surat dari siapa sich..? “ Fifit merebut kembali surat tersebut dan membaca
isinya,mimik mukanya langsung berubah dan memerah.”tu cowok udah ga’ punya rasa
malu kali ya,hemm aku mau beri dia sedikit pelajaran supaya dia sadar diri dan
punya rasa malu.” Sambil berkata Fifit beranjak dari kursinya kemudian pergi
meninggalkan Titi dan Rara.
“tunggu
fit.. ” Rara menyusul.
“kayaknya
perang dunia ke-tiga mau di mulai nich “sambil bergumam Titi pun ikut menyusul.
Fifit
terus berjalan menuju sebuah ruangan
yang di penuhi lukisan-lukisan yang masih tertata rapi.Tampak seorang
laki-laki berpakaian culun lengkap dengan kaca mata super gede menempel di
wajahnya,dia sedang membersihi sebuah lukisan pemandangan.Fifit menuju cowok
itu.
“hehhh,,,cowok
cupu plus culun,kamu punya rasa malu ga’..?kamu ngaca donk,penampilan kayak
badut githu mau deketin aku,makan nich surat cinta kamu “ Fifit merobek-robek
surat tersebut dan kemudian melemparkanya kearah Ady.
“kamu
ga’ boleh githu Fit “ Titi mendekat sambil berkata.
“biarin…cowok
kayak dia emang pantes di githuin,udah tau wajah pas-pasan malah di bawah
standar ehhh malah mau deketin aku,mau
di taruh ke mana muka ku….? Fifit semakin emosi
“ada
apa nich…?” tiba-tiba Len datang.
“urusin
temen kamu nich,suruh belajar untuk punya rasa malu…”
“ehh
Fit kamu ga’ boleh githu,dia juga manusia,dia punya perasaan dan dia berhak
menyukai atau mencintai siapa aja.” Len membela Ady.
“tapi
aku ga’ suka,aku ga’ seneng di sukai cowok culun dan cupu kayak dia”
“cukup
Fit...aku emang culun,cupu,rendah,miskin pokoknya semua kekurangan manusia ada
di dalam diri aku dan aku terima semua ucapan kamu karena aku sangat mencintai
kamu,aku ga’ peduli kamu ngomong apa tentang,aku perasaan aku ke kamu tak kan
berubah.Sejak aku melihat kamu aku mulai merasakan bahwa aku memiliki rasa yang
berbeda dari biasanya,aku mau tanya sama kamu Fit apakah aku salah memiliki
rasa ini” Ady mulai angkat bicara.Fifit terdiam.
“iya
Fit,meskipun kamu ga’ suka dengan Ady tapi kamu jangan ngomong kayak githu”
Rara ikut bicara.
“ga’……pokoknya
aku ga’ suka cowok cupu ini menyukai aku.” Fifit tetap bersikeras dengan
pendirianya.
“kasih
aku kesempatan Fit” Ady berbicara sambil menatap mata Fifit.
Fifit
diam sambil berpikir.”hemmm…oke lah,aku kasih kamu satu kesempatan tapi dengan
satu syarat”
“apa
syaratnya Fit..?” Ady kelihatan sangat gembira.
“kamu
tau aku siapa..?aku pelukis terhebat di kampus ini so aku mau kamu buatkan aku
satu lukisan yang paling indah dalam waktu satu malam,besok lukisan tersebut
harus jadi ,aku tunggu tepat pukul 7.00 pagi,jika kamu bisa membuat lukisan
tersebut aku bersedia untuk jadi pacar kamu”
“oke
Fit…demi tulusnya cintaku, aku terima tantangan kamu.”
“oke…tapi
jika kamu ga’ bisa..kamu harus pergi jauh dari kehidupanku,bila perlu kamu
tinggalkan kampus ini.”
“kita
lihat besok” Ady menjawab dengan begitu yakin.
“yupz…ayo
Ti,Ra kita tinggalkan tempat ini.” Fifit mengajak Titi dan Rara pergi.Tinggal.
“kamu
yakin bisa dy..?” Len bertanya setelah dia melihat Fifit dan temanya sudah
pergi.
“aku
pasti bisa Len.” dengan nada yakin Ady pergi meninggalkan ruangan tersebut.
Esoknya.
“kamu
yakin fit dengan keputusanmu kemarin..?”
“aku
yakin ti,ra kalau si cupu itu ga’ akan bisa buat lukisan tersebut.”
“hemmmm...ya
udah dech fit terserah kamua aja”
“udah
jam tujuh lewat nich fit”
“tu
kan udah ku bilang..sicupu itu pasti ga’ akan bisa menyelesaikan tantanganku.”
Fifit berucap sambil mengumbar senyum kemengan.
“tu
temenya datang” Rara menunjuk kearah Len yang sepertinya sangat buru-buru.
“Fit
kamu harus ikut aku ” Len menarik lengan Fifit.
“ikut
ke mana?”
“ke
rumah sakit,Ady kecelakaan tadi pagi lukisanya hancur”
“apa…?”Fifit
terkejut.
“pokoknya
kamu harus ikut aku” Len kembali menarik lengan Fifit,Fifit pun pasrah
mengikuti Len begitupun Titi dan Rara.
Sesamapinya
di rumah sakit.
“ada
yang namanya Fifit tidak…? Seorang laki-laki setengah baya bertanya pada
mereka.
“saya
oom” spontan Fifit langsung menyahut.
“owh..iya…gadis
yang cantik,pantas Ady rela melukis semaleman untuk kamu,tapi sayang tadi pagi
lukisanya hancur,almarhum berpesan…”
“almarhum..maksud
oom apa..?” Fifit memotong pembicaraan laki-laki itu.
“iya…Ady
sudah di panggil oleh yang maha kuasa,sebelum meninggal dia berpesan kepada
saya untuk melihat kamar pribadinya.”
“apa…….?Ady
meninggal…..?”setengah ga’ percaya Fifit bergumam tanpa dia sadari air matanya
jatuh menetes,terlihat jelas di wajahnya penyesalan yang sangat dalam.
“hemmm…mari
ikut saya ke rumah dan melihat apa yang ingin Ady tunjukan ke kamu sambil kita
menunggu selesainya otopsi.”laki-laki tersebut mengajak Fifit dan teman-temanya
pergi meninggalkan Rumah Sakit dan menuju
sebuah rumah yang terlihat sederhana tidak jauh dari Rumah Sakit
tersebut.”silahkan masuk,kita langsung ke kamar pribadi Ady saja.” Laki-laki
itu membuka pintu kamar pribadi milik Ady,setelah pintu terbuka tampak terlihat
lukisan-lukisan tertata rapi di ruangan itu,lukisan-lukisan yang indah.
Ada
satu lukisan yang membuat Fifit terdiam,tampak terlihat jelas bahwa yang ada di
dalam lukisan itu adalah dirinya,lukisan wajahnya yang sedang tersenyum.
“Ady………..”tubuh
Fifit tiba-tiba menjadi lesu seakan tak bertenaga,air matanya berlinang
membasahi pipi,tampak sangat jelas penyesalan yang mendalam terpancar dari
wajahnya.
“sudahlah
fit,yang sudah terjadi biarlah terjadi,kamu ga’ usah merasa menyesal…Ady bilang
ke saya kalau dia sangat mencintai kamu dan dia ikhlas dengan semua ini,saya oom
Ardi ayahnya,saya baru pulang dari London kemarin habis mengikuti pameran akbar
di sana…hemmm semua lukisan Ady habis terjual.”laki-laki tersebut berkata
sambil memandang wajah Fifit.Fifit terdiam air matanya semakin banyak
berjatuhan.
“ma’afkan
saya oom,kalau bukan karena saya kejadiannya pasti ga’ akan kayak gini.”
“sudahlah
fit”oom Ardi memeluk tubuh Fifit.”ga’ ada yang perlu di salahkan semua adalah
kehendak tuhan,yang terpenting kita bisa sabar dan kuat serta bisa mengambil
hikmah dari semua apa yang telah terjadi.”laki-laki itu berusaha menenangkan
Fifit.Fifit beranjak dari pelukan oom Ardi,dia melangkah gontai menuju lukisan
wajahnya.Fifit mengambil lukisan tersebut dan memeluknya.Air matanya masih berlinang,dalam
hatinya berkata.”ma’afkan semua salahku dy,semoga kamu bisa istirahat dengan
tenang di sisinya,terimakasih kamu udah mencintai aku dan membuatku mengerti
apa arti cinta yang sesungguhnya, aku bisa mengerti bahwa cinta tak bisa di
nilai dari wajah,harta dan yang lainya,cinta hanya bisa di nilai dan di rasakan
dari ketulusan hati dan itulah yang aku rasakan sekarang,aku mencintaimu dy…meskipun
kamu sekarang telah tiada namun cinta dan namamu kan tetap hidup di hatiku…..selmanya…………..”
Semua
yang ada di sana terharu melihat Fifit,mereka hanya bisa terdiam.