SAMPAI
AKHIR PERJALANAN
KARYA
: ADHIE HIDAYAT
Siang
itu…
Di
sebuah pasar di sudut kota kecil,diantara lalu lalang manusia dan diantara
berbagai macam aroma yang bercampur baur dengan keringat manusia ditambah lagi
terik matahari yang menyengat tubuh,tampak tujuh anak laki-laki menggunakan
seragam SMA sedang bersembunyi disela-sela barang dagangan,mereka berjalan
mengendap-endap sambil sesekali menoleh kekanan kiri.
“gimana
nich nov,ntar pak Johan dengan satpam itu nemuin kita” salah satu dari mereka
angkat bicara.
“akhh….ga’
mungkin mereka nemuin kita boy” novri berusaha menenangkan suasana.
“iya
nich gimana nov,kita keluar aja dari pasar ini” Lendra mulai gelisah
“ntar
dulu…ku takutnya gimana kalau ntar pak Johan sama pak satpam masih ada didepan..”
novri berbicara sambil matanya melihat kanan kiri mereka
“jalan
keluar kan bukan cuma lewat depan aja nov..kita cari jalan keluar yang lain”
Adi coba memberikan solusi
“koq
aku ga’ kepikiran ya…..hahaha…..ya udah kita cari jalan keluar yang aman ..”
“teman-teman
ada pak Johan tuch…!!!”
“mana
prat..?” Tanya Indra setengah berbisik
“itu…diantara
jualan pakaian batik..” pratama menunjuk kearah seorang laki-laki yang berada
diantara pakain batik yang bergantungn tersusun rapi , tampak laki-laki itu
seperti sedang mencari sesuatu.
“kabuurrrr….!!!!!!”
tiba-tiba novri memberikan aba-aba mendadak kepada seluruh temanya.
Tak
ayal mereka lari tunggang langgang diantara keramaian pasar tanpa peduli dengan
apa yang ada didepan mereka , yang penting selamat dari pak Johan hanya itulah
yang ada dalam pikiran mereka.
Pak
Johan adalah kepala sekolah yang terkenal galak dan disegani oleh seluruh
murid-muridnya. Tapi ditengah kegalakanya masih ada murid yang berani melawanya
dengan cara kabur dari sekolah pada waktu jam pelajaran.
Mereka
adalah Novri dkk yang sekarang masih lari menyelamatkan diri dari pak Johan.
Mereka
terus lari dan lari tanpa menoleh kebelakang , sampai disuatu tempat sepi yang
jauh dari pasar mereka berhenti karena sudah merasa aman.
“uwaahhhh
gila….capek banget….kita istirahat dulu disini” sambil terengah-engah Novri
mengajak teman-temanya untuk istirahat
“iya
nich…serasa nyawa udah mau lepas , kira-kira pak Johan melihat kita ga’ ya..?”
Pratama berkata sambil membuka seragamnya yang basah oleh keringat
“kayaknya
ga’…kita kan punya ilmu menghilang….hehe…” Indra menjawab setengah bercanda
“punya
ilmu menghilang gundulmu…berlari aja masih kayak bebek dikejar…hahaha” Novri
menjawab sambil tertawa
“ha-ha-ha-ha…..yang
penting kan selamat..” indra membela diri
“o
ya…rasanya kita ada yang kurang nich...lendra sama feby mana…?”
“iya
nov…jangan-jangan mereka tertangkap pak Johan.”
“akh
ga’ mungkin….kita balik lagi yuk siapa tau mereka ada apa-apa.” Novri mulai
cemas
“itu
feby” pratama menunjuk kearah seorang anak laki-laki menggunakan seragam SMA
yang setengah berlari menghampiri mereka. “tapi kemana lendra …?”
Feby
tampak kelelahan, pakaianya basah kuyup oleh keringat, rambutnya acak-acakan.
“feb
…”
“ntar
dulu Di….aku mau ngumpulin nyawaku dulu yang masih banyak tertinggal
diperjalanan” Feby memotong pembicaraan Adi sambil merebahkan tubuhnya diatas
rumput hijau.
Mereka
terdiam
Tak
ada yang bicara.
Dari
kejauhan tampak anak laki-laki bertubuh gemuk berjalan menuju kearah mereka.
“itu
lendra” Adi yang pertama melihat lendra langsung memberitahu teman-temanya
Serentak
mereka langsung melihat kearah lendra.
“kamu
kemana aja len…?kami dari tadi nungguin kamu…” Novri bertanya setelah lendra
mendekati mereka
“sory…tiba-tiba
perutku tadi kroncongan mana haus jadi aku mampir dulu ke warung,,,nich ku
bawain minuman sama makanan kecil” lendra menjawab sambil melempar kantong
plastik yang berisi makanan dan minuman.
“ha-ha-ha…kamu
ada-ada aja orang pada lari nyelamatin diri dari pak Johan ehh kamu malah
nyelamatin perut” ujar Indra sedikit meledek
“biarin…yang
penting kita tetap selamat kan dari kejaran oom Singa..ha-ha-ha-ha….” sahut
lendra sambil tertawa
“hahaha…bener
banget..” Novri ikut-ikutan tertawa
“tapi
gimana kita besok..kita pasti di hukum…?” Feby yang tadi tampak kelelahan dan
hanya diam angkat bicara setelah meminum minuman segar dari lendra
“besok-besok…hari
ini-hari ini…jangan terlalu dipikirkan yang penting kita bisa menghirup udara
bebas…ha-ha-ha…” ujar Novri
“hahaha..gaya
bicaramu kayak baru keluar dari penjara aja…?” sahut pratama
Mereka
tertawa lepas bebas seperti tanpa beban meskipun sebenarnya besok hukuman dari
kepala sekolah pasti sudah menunggu akibat dari kenakalan mereka yang kabur
dari sekolah.
Ketujuh
anak ini memang terkenal nakal dan badung , hobi mereka berkelahi bahkan
tawuran antar sekolah pun sudah sering mereka alami. Tak ada rasa takut dalam
diri mereka , solidaritas antara mereka sangat tinggi , jika ada salah satu
dari mereka berkelahi yang lainya pasti tak akan tinggal diam sehingga di
lingkungan sekolah mereka sangat di segani bahkan di sekolah-sekolah lain nama
mereka sangat dikenal dan ditakuti.
Tapi
sekarang semua telah berubah setelah mereka tamat dari SMA tersebut.
Mereka
kini telah hidup dengan jalan mereka masing-masing , tak ada lagi yang tinggal
di kota kecil itu. Begitupun aku yang pernah jadi bagian dari mereka sekarang
telah berada dikota yang jauh. Aku sekarang berada di kota kelahiran
Ayahku,kami pindah setelah aku tamat dari SMA dan orang tuaku berniat untuk
menguliahkan aku di salah satu Universitas negeri di kota ini.
Namaku
Adi.
Aku
sekarang sudah semester enam jurusan FKIP di salah satu Universitas negeri di
kota kelahiran ayahku. Aku tidak pernah tahu lagi kabar teman-temanku dulu tapi
kebiasaanku di masa lalu tidak bisa kuhentikan dan malah semakin parah.
Kuliahku terbengkalai yang ada dalam pikiranku adalah bersenang-senang.
*******
“Adi..!!!!!
sebenarnya kamu ini mau jadi apa heh..?” terdengar suara ayahku menggelegar
seperti mau memecahkan genderang telinga. Ayahku marah besar ketika melihat
hasil ujian semesterku yang sangat jauh dari kata baik.
Aku
hanya diam seribu bahasa tak mau angkat bicara.
“Ayah
membawa kamu kesini agar kamu bisa jadi lebih baik dan jauh dari teman-teman
kamu yang hanya bisa merusak masa depan kamu…kamu jangan tiru mereka yang tak
punya masa depan”
“Ayah
jangan membawa-bawa nama mereka , mereka adalah sahabatku” aku mulai bicara
“sahabat…?sahabat
kata kamu..sahabat macam apa yang kerjaanya berkelahi,tawuran,bikin onar,kabur
dari sekolah…”
“cukup
yah…jangan jelek-jelekan mereka didepanku bagaimanapun penilaian orang tentang
mereka bagiku mereka tetap yang terbaik “ aku berusaha membela teman-temanku
meskipun sebenarnya aku sendiri tidak tahu keberadan mereka sekarang tapi
kuyakin mereka juga pasti seperti aku yang selalu membela nama persahabatan.
Aku
beranjak dari tempat dudukku dan melngkah menuju kamar.
“kamu
mau kemana…ayah belum selesai bicara” Ayah menghentikan langkahku
“aku
mau tidur…..ngantuk…” jawabku sambil terus melangkah dan tidak menghiraukan
panggilan ayahku yang tampak semakin marah
“adi…ayah
belum selesai bicara”
Aku
tetap tidak menghiraukan panggilan ayah dan masuk dalam kamar.
“sudahlah
yah..jangan terlalu dipaksakan hasilnya juga tidak akan baik biarkan adi
istirahat dulu”
Ku
dengar suara lembut Ibuku mencoba menenangakn Ayah sebelum kemudian kututup
pintu kamar . Kurebahkan tubuhku dan
mencoba memejamkan mata tapi sepertinya mataku enggan terpejam kulirik
jam ditangan tepat menunjukan pukul 11 malam.
Aku bangkit dari tempat tidur kemudian kuambil
buku harianku dan pena , kupejamkan mata untuk mencari inspirasi yang bisa ku
jadikan sebuah cerita. Aku memang hobi menulis , aku mulai hobi sejak aku masih
kelas dua SMP tapi semua tulisanku hanya kusimpan untuk koleksi pribadi.
Sepertinya
tak ada inspirasi untuk malam ini ,kurebahkan lagi tubuhku , teringat kembali
suara Ibuku yang lembut yang pastinya bisa menenangkan Ayah . Iya..hanya ibu
yang bisa tenangkan ayah , ibu juga selalu bisa mengerti keadaanku, ibuku selalu membelaku didepan ayah tak
peduli seberapa besar kesalahan yang kulakukan . Ibu adalah seorang wanita yang
kuat dan tegar dan ayah sangat mencintai ibu begitu juga ibu sangat mencintai
ayah . Cinta yang mempersatukan , kata itu pernah ibu ucapkan ketika aku masih
kelas dua SMA . Waktu itu ibu pernah bertanya siapa wanita yang pernah atau
telah aku cintai aku hanya menggelengkan kepala menjawab pertanyaan ibu . Aku
belum pernah merasakan apa itu yang namanya cinta kecuali cinta ibu kepadaku
karena semua waktuku selalu habis bersama teman-temanku . Terbayang kembali
masa-masa indah bersama teman-temanku dan cerita itupun terbawa dalam mimpi
indahku.
*******
Pagi
itu.
Aku
tidak kuliah karena hari ini libur semester , aku berencana untuk jalan-jalan
ke pantai bersama teman-teman sekelas. Aku duduk didepan rumah sambil menunggu
bus yang akan mengantar kami , tidak lama kemudian bus itu sampai . Setelah
berpamitan dengan Ibu akupun langsung naik bus, tak ada lagi bangku kosong
kecuali bangku paling belakang yang tampak baru hanya ditunggu Dina cewek
paling cantik dikelasku. Akupun menuju kebelakang dan langsung duduk disebelah
Dina tanpa menghiraukan keberadaan dia yang menundukan kepala.
“hai”
sapanya tanpa mengangkat wajahnya
“hai
juga “ jawabku
“kenapa
duduk disini..?” tanyanya
“karena
ga’ da lagi bangku yang kosong , ga’ boleh ya..?ya udah ku berdiri aja” jawabku
sambil berdiri
“ehh
jangan Di” cegahnya sambil mengangkat wajahnya , aku tercengang dan terdiam
menatap wajah cantiknya “kamu cantik banget din…ga’ seperti biasanya”gumamku
dalam hati.
“kamu
ga’ usah berdiri aku ga’ melarang kamu duduk disebelahku di” ujarnya lagi
Aku
pun kembali duduk tanpa melepaskan pandangan mataku dari wajahnya.
“kenapa
di..?kok pandanganya begitu banget ada yang aneh ya” tanya Dina menyadari kalau
dia terus kupandangi
“kamu
cantik banget din” jawabku tanpa kusadari
“huuuuuuuuuuuuu”
tiba-tiba semua yang ada didalam bus serempak bersorak mendengar jawabanku.
Aku
jadi salah tingkah.
“ada
jagoan yang lagi jatuh cinta” kata salah satu dari mereka
“ha-ha-ha-ha-ha-ha”
serempak terdengar gelak tawa mereka akupun jadi makin salah tingkah.
“emang
salah ya?” jawabku membela diri
“ga’
kok” terdengar suara lembut dari sebelahku dan ternyata Dina yang menjawab
sendiri pertanyaanku
“jujur
aja..aku sengaja meminta kepada teman-teman untuk mengosongkan bangku
disebelahku karena aku ingin duduk disebelah kamu” ujarnya lagi , aku terdiam
mendengar jawaban Dina “aku suka kamu di,aku suka kamu semenjak aku pertama
ketemu kamu tapi aku ga’ tau apakah kamu suka aku atau tidak , aku terus
menunggu kamu untuk menyukaiku dan mengungkapkan kata itu padaku tapi kamu
sepertinya ga’ pernah tau dengan isi hatiku….aku mencintaimu di…mau ga’ kamu
jadi pacarku..?” sambung Dina yang makin membuat ku salah tingkah dan aku
hanya bisa diam. Jujur saja akupun
mengaggumi kecantikan Dina , banyak cowok yang terus mengejar cintanya tapi
sekarang Dina malah mengungkapkan isi hatinya padaku.
“terima-terima-terima-terima”
teriak semua orang yang ada dibus.
“mau
ga’ di” tanya Dina lagi
“terima-terima-terima-terima
aja di” teriak mereka memberiku semangat
tapi yang kubisa hanya tetap diam.
“ya
udah law ga’ mau di” ujar Dina sambil menundukan wajahnya
“huuuuuu
adi banci” teriak salah satu cewek yang duduk paling depan
Aku kembali duduk disebelah Dina
kuberanikan diri menggenggam jari tanganya dan mengangkat wajahnya , kupandangi
matanya dan akupun mulai berkata sambil gemetaran
“ma’af
Din aku ga” bisa “ kataku memberanikan diri memberikan jawaban , Dina terdiam
mendengar jawabanku
“ya
uda ga’ apa-apa” jawabnya , tampak bulir bening mengalir keluar dari sudut
matanya dan perlahan menetes jatuh tepat diatas genggaman tanganku memberikanku
kesejukan
“iya….ma’af
ya….ma’af aku ga’ bisa nolak kamu” ujarku sambil tetap menatap mata Dina dan Dinapun membalas tatapan mataku tanpa
kusari tiba-tiba Dina memeluk tubuhku
“makasih
ya” ujarnya terharu
“ya
sama-sama sayang” jawabku
Dan
tepuk tangan riuh pun menyambut jawabanku .
Tiba-tiba
ada guncangan kuat yang membuat tepuk tangan mereka langsung terhenti berganti
dengan teriakan-teriakan yang memekakan telinga . Sejenak semua seperti
terhenti termasuk kehidupan , yang ada hanya keheningan . Aku merasakan tubuhku
melayang dan pelukan Dinapun terlepas yang masih kurasa hanya hangat genggaman
tanganya , hangat dan erat ,hangat yang berasal dari darah segar yang mengalir
. Semua seperti mimpi buruk yang membangunkanku dari tidur .
Perlahan kubuka mataku , meskipun pandanganku
belum terlalu jelas , tapi aku merasa asing disini , tak ada Dina di sampingku
apa lagi dipelukanku .
“Dina…dina…kamu
dimana..?” aku berusaha memanggil Dina berharap dia mendengar dan datang menemuiku.
“adi…allhamdulillah
kamu sudah sadar nak ” terdengar suara lembut yang sepertinya tak asing lagi di
telingaku tapi itu bukan suara lembut Dina…iya itu bukan suara Dina.
“adi…ini
ibu nak” terdengar lagi suara lembut itu dan kurasakan hangat pelukan tapi ini
bukan hangat pelukan Dina
“Dina-dina
kamu dimana sayang jangan tinggalkan aku Dina”
Hangat
tubuh yang memeluku semakin kurasakan erat terasa seperti air mata menetes
membasahi tanganku tapi aku lagi-lagi yang kurasakan bukan air mata Dina yang
mampu sejukan aku.
“Diiinnnnnnaaaaaaaaaaaaaaaa
!!!!!” tanpa kusadari aku berteriak memanggil nama Dina tapi yang kupanggil
kurasakan tidak juga menemuiku meskipun sebenarnya ada pelukan yang semakin
erat memelukku tapi bukan pelukan Dina.
“ini
ibu nak”
“sudahlah
bu , biarkan adi istirahat dulu mungkin dia belum sepenuhnya sadar“ terdengar
suara seorang laki-laki yang tak asing lagi , iya aku ingat itu adalah suara
yang selalu menasehatiku , itu adalah suara ayahku dan yang tadi adalah suara
ibuku tapi kemana Dina..?kenapa kubisa berada ditempat yang kurasakan asing .
Aku
merasakan dan melihat seseorang memeriksa tubuhku meskipun tidak terlalu jelas
“bagaimana
keadaan anak saya dok..?” tanya suara yang kuyakin adalah suara ibu kepada
seseorang yang baru saja memeriksa tubuhku
“anak
ibu baik-baik saja hanya saja ada sedikit gangguan pada matanya akibat benturan
yang sangat kuat pada keningnya dan dia juga mengalami shock jadi dia harus
banyak-banyak istirahat jangan dulu diberikan pertanyaan-pertanyaan yang bisa
menggangu proses pemulihan kesehatanya..?
“tapi
mata anak saya bisa kembali normal kan dok..? tanya ibu cemas
“iya
bu..ibu tenang aja mata anak ibu akan kembali normal kami punya dokter
spesialis mata yang bisa diandalkan dan kami akan mengusahakan yang terbaik
untuk anak ibu” jawab orang itu yang tak lain adalah dokter
“terimakasih
dok…tolong usahakan untuk kesembuhan anak saya dok” tanya ayah
“iya
pak..bapak tenang saja kami pasti akan mengusahakan yang terbaik untuk anak
bapak”
“sekali
lagi terimakasih dok”
“iya
sama-sama pak , ya sudah bapak ibu kalau begitu saya permisi masih banyak
pekerjaan yang harus saya selesaikan nanti akan saya suruh dokter spesialis
mata datang kesini”
“iya
dok…” jawab ibu
“kita
harus kuat menghadapi cobaan ini bu”
kata ayah sambil memeluk ibu dan berusaha menguatkan ibu.
“iya
yah” sahut ibu
Semua
kembali hening , tak ada suara apapun yang kudengar. Aku tersadar sedang berada
disuatu tempat yang sangat gelap tak ada cahaya sedikitpun.
Tiba-tiba
dari kejauhan terlihat satu titik cahaya yang sangat kecil aku berusaha untuk
mendekati cahaya itu , semakin dekat semakin terang cahaya itu menyinari
sekitarnya . Kuperhatikan lagi cahaya itu dan ternyata cahaya itu berasal dari
satu tubuh manusia yang sedang duduk dengan wajah tertunduk . Terdengar suara
isak tangis dari sosok itu dan aku terus mendekat untuk mencoba memastikan apa
yang kulihat . Sosok itu mengangkat wajahnya sepertinya menyadari kehadiranku
tampak airmata membasahi pipinya dan dia adalah Dina , Dina kekasihku.
“Dina…kamukah
itu…?” tanyaku
“iya
di…aku Dina” jawabnya sambil berdiri dan berjalan tapi bukan menghampiriku
melainkan menjauhiku
“Dina
kamu mau kemana”
“aku
harus pergi di” jawabnya ”aku harus
pergi…pergi jauh dan suatu hari nanti kita akan bertemu disana”
“Dina
jangan tinggalkan aku” aku berusaha untuk mencegah Dina pergi “aku mencintaimu
Din jangan tinggalkan aku”
“aku
juga mencintaimu tapi aku harus pergi” Dina semakin menjauh dan cahaya itu
semakin redup
“Diiiinaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa”
teriakku memanggilnya berharap dia kembali
Dan
pelukan hangat menyadarkanku , pelukan hangat ibuku.
“selamat
siang bu” suara seorang laki-laki menyapa ibu
“siang”
ibu menjawab tapi sepertinya terhenti “kamu-kamu kamu Indra kan..? tanya ibuku
yang membuatku jadi kaget
“Ibu
dewi…iya saya Indra bu..Ibu masih ingat saya..?
“subhanallah…iya..Ibu
ga’ mungkin lupa dengan wajah kamu apalagi kamu tman dekatnya adi” jawab ibu .
Indra rasa-rasanya aku pernah mendengar nama itu , iya aku ingat Indra adalah
sahabat SMA ku dulu tapi ga’ mungkin dia berada disini , apa yang sedang dia
lakukan disini . Aku ingin meyakinkan dugaanku dengan mencoba melihat wajahnya
tapi yang kulihat hanyalah samar-samar bayangan yang tak jelas .
“ibu
apa kabar..?kenapa adi bisa seperti ini bu..?” tanya laki-laki yang dipanggil
indra oleh ibu dan aku yakin kalau dia adalah Indra sahabat SMAku
“Alhamdulillah
baik..nak indra sendiri apa kabar..?adi mengalami kecelakaan kemarin bersama
teman-temanya ketika mau jalan-jalan ke pantai , bus mereka tabrakan dengan bus
dari arah yang berlawanan . matanya mengalami gangguan karena benturan keras di
keningnya” jawab ibu
“Alhamdulillah
seperti yang ibu lihat , saya baik . hemmm….saya akan mengusahakan semampu saya
untuk mengobati Adi , o ya …Bapak kemana bu…?”
“syukurlah
, terimaksih banyak nak . Bapak tadi kekantor karena ada klien baru yang ingin
mengajak bekerja sama “ jawab ibu
“ow…ya
sudah..saya cek matanya adi dulu ya bu..”
“iya
silahkan nak” ibu mempersilahkan indra
Indrapun
memeriksa mataku aku hanya bisa diam tak bisa berkata apa-apa meskipun sekarang
sahabatku sendiri ada did pan mataku . Tepat didepan mataku.
“assalamuaikum…bagaimana
keadaan adi bu..?” tiba-tiba ayah datang
“waallaikum
salam..itu lagi diperiksa dokter spesialis mata” sahut ibu ambil menatap kearah
Indra“ada kejutan untuk ayah” sambung ibu
“kejutan
apa bu..?” tanya ayah
“kejutan
dari tuhan untuk bapak” jawab ibu “bagaimana nak Indra keadaan adi..?”tanya ibu
ketika melihat Indra telah selesai memeriksa ku sepertinya ibu sengaja
menyebutkan nama Indra .
“matanya
tidak terlalu parah , ibu kasih minta obat ke apotik rumah sakit nanti akan
saya berikan resepnya” indra menjawab tanpa menoleh kearah ayah dan ibu
“selamat siang pak” sambung Indra sambil membalikan badan
“nak
Indra “ sahut ayah kaget melihat Indra
“iya
pak” jawab indra sambil menyalami ayah “bagaimana kabarnya pak?”
“subhanallah….alahmdulillah
baik…hari ini merupakan hari kejutan untuk bapak…kalian tahu ga’ siapa klien
baru bapak..?mereka adalah lendra,novri dan feby sahabat-sahabatnya adi dan
sekarang yang merawat adi sendiri adalah kamu indra , ternyata anggapan bapak
tentang kalian selama ini salah besar” kata Ayah terharu
“apa
pak ..? jadi mereka juga ada dikota ini
ya..?” tanya indra kaget dan yang tak kalah kaget adalah aku andai saja
keadaanku tidak seperti sekarang ini aku pasti bisa melihat wajah mereka .
“iya
nak…mereka sekarang telah sukses sama seperti kamu” jawb ayah.
Anganku
melayang , keinginanku untuk sembuh semakin kuat .
Satu
minggu sudah aku dirumah sakit . mataku sudah pulih dan akupun sudah bisa
melihat sahabat-sahabatku . Kami bercerita panjang lebar sampai-sampai aku lupa
dengan keadaanku yang sedang sakit .
*******
Hari
ini aku sudah bisa pulang kerumah meskipun masih memakai kursi roda karena
kakiku mengalami patah tulang dan belum sembuh .
Teman-temanku
mengantarku pulang , setelah sampai kami langsung menuju kamarku .
Mereka
langsung menuju kebarisan buku-buku berisikan semua karanganku ada novel,cerpen
dan puisi yang kususun rapi.
“ini
semua karangan kamu ya di” tanya novri
“iya
lah…” jawabku “emang mau karangan siapa “
“siapa
tau aja karangan oom singa..hahahaha” sahut indra
“hahahahahaha”
kamipun tertawa serentak
“husssssttt
jangan githu…bagaimanapun dia adalah guru kita
kalau bukan karena dia mungkin kita sekarang jadi anak jalanan “ ujarku
“ha-ha-ha
ya-ya…o ya di bagaimana kalau semua karyamu ini kita terbitkan aja..?” kata
lendra memberi usul untuk karya-karyaku
“mau
diterbitin di mana ..?di bulan…? Ha-ha-ha “jawabku sambil tertawa
“ha-ha-ha
….”
“gini
aja besok kami cari tempat penerbitan yang paling bagus yang bisa nerbitkan
bkarya-karya kamu” usul novri
“boleh
juga tuch” sahut mereka serempak “bagaimana di “tanya feby
“aku
sich ikut kalian aja..”jawabku kurang semangat
“optimis
donk di” kata novri memberiku semangat “jangan murung githu”
“aku
murung bukan karena masalah karya-karyaku bisa diterbitin atau tidak tapi
karena aku kehilangan seseorang , aku ga’ pernah lihat dia lagi semenjak
kecelakaan itu” kataku menceritakan sebab kemurunganku .”ga’ da kabar dari dia
aku berharap dia baik-baik saja “ ujarku setengh berharap.
“kamu
yang sabar ya di..aku yakin dia pasti baik-baik aja..kamu harus kuat” ujar
mereka memberiku semangat.
******
Hidupku
sekarang telah berubah , ayah dan ibu menjadi bangga padaku. Lulus dari
universitas akupun semakin menekuni dunia tulis menulis. Karya-karyaku sekarang
telah diterbitkan dan mendapat respon yang baik dari masyarakat . Namaku jadi terkenal
tiba-tiba dan semua adalah berkat bantuan sahabat-sahabtku . Ada satu lagi
kejutan sebelum karya-karyaku diterbitkan dan ternyata tempat karya-karyaku di
terbitkan adalah usaha penerbitan CV.BOY PRATAMA PUTRA PURNAMA JAYA milik
sahabatku Pratama dan Boy . Ini merupakan kejutan-kejutan yang tak pernah
kuduga sebelumnya .
Hanya
satu kejutan yang selalu kuharapkan yaitu kejutan kehadiran Dina kembali dalam
pelukanku dan ini adalah harapan yang harus kusimpan dalam-dalam karena sampai
sekarang tak ada kabar apa pun dari Dina . Aku sudah berusaha mencari Dina
kerumahnya tapi tetap tidak ada , dari keterangan tetangga Dina aku mendapat
kabar kalau keluarga mereka pindah setelah kecelakaan itu .Akupun pulang dengan
membawa kekecewaan.
Sore
itu aku duduk sendirian didepan rumah sambil membaca novel karyaku sendiri yang
berjudul “KEMBALILAH” . tampak dari kejauhan sebuah mobil memasuki pekarangan
rumahku dan berhenti tepat didepanku.
Keluar
seorang wanita dari mobil tersebut dan menghampiriku .
Setengah
tidak percaya di iringi dengan detak jantungku yang seakan terhenti tiba-tiba
aku bergumam
“dina”
hanya kata itu yang mampu ku ucapkan
“adi
…aku dina…maaf aku ga’ pernah ngasih kabar… setelah kecelakaan itu aku dirawat
di kota kelahiran ibuku karena nenek ku waktu itu sedang sakit ..aku
benar-benar kehilangan kontak dengan kamu di..” Dina berkata sembari di iringi
dengan airmatanya yang menetes perlahan
“kamu
tau ga’ Din…? Selama ini aku merasa sangat kehilangan kamu , aku terus menunggu
dan berharap kamu datang menemuiku lagi dan sekarang kumerasa sangat bahagia
karena kamu ada disini dan itu tandanya penantianku tidak sia-sia.” Ujarku
sambil mengusap airmata yang terus menetes di pipi Dina.
“iya
di…aku disini untuk kamu” Dina berkata sambil memeluk tubuhku ”aku mendapat
kabar tentang kamu dari novel ini” Dina mengeluarkan novel karyaku yang
berjudul “KEMBALILAH”.
Pelukanku
semakin kueratkan karena aku tak mau kehilangan Dina lagi
“aku
ingin kamu menemaniku sampai ujung perjalanan hidupku Din”
“aku
juga di”
Aku
dan Dina berpelukan melepaskan rindu tak peduli dengan hujan turun membasahi
tubuh kami berdua yang menjadi saksi janji setia untuk saling menemani sampai
akhir perjalanan.
TAMAT